Kamis, 04 Agustus 2016

Mengenal lebih dekat, Suku Osing Banyuwangi


SUKU OSING

Suku Osing atau biasa disebut suku Using merupakan penduduk asli Banyuwangi mayoritas penduduknya berasa di beberapa kecamatan yang ada di banyuwangi. Suku Using mempunyai Bahasa yang Unik, yaitu Bahasa Using merupakan turunan langsung dari bahasa Jawa kuno.
Pada awal terbentuknya masyarakat Osing kepercayaan utama suku Osing adalah Hindu-Budha seperti halnya Majapahit. Namun berkembangnya kerajaan Islam di Pantura menyebabkan agama Islam dengan cepat menyebar di kalangan suku Osing. Berkembangnya Islam dan masuknya pengaruh luar lain di dalam masyarakat Osing juga dipengaruhi oleh usaha VOC dalam menguasai daerah Blambangan. Masyarakat Osing mempunyai tradisi puputan, seperti halnya masyarakat Bali. Puputan adalah perang terakhir hingga darah penghabisan sebagai usaha terakhir mempertahankan diri terhadap serangan musuh yang lebih besar dan kuat. Tradisi ini pernah menyulut peperangan besar yang disebut Puputan Bayu pada tahun 1771 M. 
Suku Osing menempati beberapa kecamatan di Kabupaten Banyuwangi bagian tengah dan bagian utara, terutama di kecamatan Banyuwangi, kecamatan Rogojampi, kecamatan Sempu, Kecamatan Glagah, kecamatan Singojuruh, Kecamatan kalipuro, kecamatan Giri, dan kecamatan Songgon. Profesi utama Suku Osing adalah petani, dengan sebagian kecil lainya adalah pedagang dan pegawai di bidang formal seperti karyawan, guru dan pegawai pemda.
Kesenian Suku Osing sangat unik dan banyak mengandung unsur mistik seperti kerabatnya Suku Bali dan Suku Tengger Kesenian utamanya antara lain Gandrung, Patrol, Seblang, Angklung, Tari Barong, Kuntulan, Kendang Kempul, Janger, Jaranan, Jaran Kincak, Angklung Caruk dan Jedor.
Kesenian lain yang masih dipelihara adalah tembang dolanan, khususnya oleh kalangan anak usia sekolah. Contohnya adalah Jamuran dan Ojo Rame-Rame. Sesuai dengan sebutannya, tembang-tembang yang pada umumnya bersyair pendek ini digunakan mengiringi permainan anak-anak. Selain menambah keceriaan anak saat bermain berkelompok, tembang dolanan dapat berfungsi mengajarkan nilai-nilai positif sejak dini. Tembang Jamuran, misalnya, mengajarkan tentang gotong-royong dan Ojo Rame-Rame mengajarkan patriotisme.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menyadari potensi budaya suku Osing yang cukup besar dengan menetapkan desa Kemiren di kecamatan Glagah sebagai desa adat yang harus tetap mempertahankan nilai-nilai budaya suku Osing. Desa kemiren merupakan tujuan wisata yang cukup diminati di kalangan masyarakat Banyuwangi dan sekitarnya. Festival budaya dan acara kesenian tahunan lainnya sering diadakan di desa ini .




UNTUK LEBIH LENGKAPNYA SILAHKAN KLIK DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar